Di hari terakhir, Senin, (17/7/2017), para peserta Matsama diagendakan sowan ke kiai-kiai sepuh Buntet Pesantren guna mengalap berkah dan nasihatnya.
Di kediamannya, Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren KH Adib Rofiuddin Izza menyampaikan bahwa para peserta didik baru di madrasah Buntet Pesantren itu orang yang beruntung.
“Kalian mengambil ilmu di pondok pesantren Buntet adalah sebuah keberuntungan bagi kalian karena kalian akan mengangkat maqom (kedudukan) derajat orang tua.,” ujarnya.
“Ilmu itu diibaratkan laut. Orang sedunia mengambil air dari laut, laut akan bergeming, laut tidak akan keruh, laut tidak akan asat (surut),” katanya.
Selain itu, kiai yang juga salah satu mustasyar PBNU itu menyampaikan bahwa untuk mencapai ilmu itu harus mendapatkan restu dan juga takzim kepada kiai dan guru.
“Untuk menghormati kiai dan guru adalah dengan meningkatkan kualitas belajar,” ungkapnya.
Tidak cukup hanya belajar, Kiai Adib mengingatkan agar para santri juga mendaras atau mutalaah. Dari mendaras itulah, ilmu diterima oleh akal, lalu dimasukkan ke dalam fuad (hati). Fuadlah yang akan menyetir jawarih (anggota tubuh).
“Kalau itu bisa kalian kerjakan, maka jaminannya adalah ilmu yang bermanfaat, ilmu yang lebih baik, dan ilmu yang akan menyelamatkan kehidupan kalian, baik di dunia maupun di akhirat,” pungkasnya.
Selain sowan pada Kiai Adib, para peserta Matsama juga sowan pada KH Abdul Hamid Anas, KH Hasanuddin Kriyani, dan KH Amiruddin Abkari. (M. Rikays/Abdullah Alawi)