“Generasi muda NU mari bersama-sama kita rapatkan barisan merebut medan tempur medsos.
kalau kita tidak kuasai medan tempur medsos, kita kalah,” demikian kata Kiai Said beberapa hari lalau sebagaimana dikutip Zain Suja’i, santri asal Madura.
Kiai Said menyatakan, sudah Saatnya NU berdiri tegak melawan badai, sudah saatnya juga NU jadi barometer perpolitikan nasional, bergerak selaras seperti alam, dan yang paling penting, NU sudah saatnya beranjak dari pertapaan. Karena diam, imbuhnya, tak selamanya emas.
Dengan mengusai medsos, kader NU mudah melawan mereka yang berusaha menggembosi NU dengan segala macam fitnahnya dan pembusukan dari dalam melalui orang yang merasa paling NU se-Nusantara.
“Kita acapkali mendapat nyinyiran dan sindiran dari kelompok yang sok bijak dengan mengatakan, mana akhlaq NU-mu, mana akhlaq Aswaja-mu,” terangnya. “Wong NU tunjukanlah warna hijaumu, rawe rawe rantas, malang malang tuntas,” seru Kiai Said.
“Perlu kalian ketahui, kami tidak usah diajari bagaimana tentang akhlaq yang baik, dan bagaimana Akhlaq yang buruk, karena kami tidak sedang berkomunikasi dengan seorang guru, ulama dan ustadz, tapi kami sedang berhadapan dengan segerombolan preman bayaran yang sengaja dibentuk untuk menyerang via media sosial yang mempunyai visi dan misi merusak dan menghancurkan negara ini.