Rais Aam: Hadapi Kekinian, NU Perlu Kembangkan Paradigma Berpikir

Surabaya, NU Online
Tantangan NU ke depan sangat berat. Karena itu, NU perlu mengembangkan paradigma berpikir dalam menjalankan tugas organisasi, baik dalam hal keagamaan, kemasyarakatan, maupun kebangsaan.

Hal itu disampaikan Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin pada  Halaqah dan Silaturrahim Rais Syuriyah dan pengasuh pesantren se-Jawa Timur di kantor PWNU Jawa Timur di Jalan Masjid Al Akbar Timur 9 Surabaya, Rabu (7/12).

Kata Kiai Ma’ruf, paradigma berpikir NU berpegang pada dalil ‘almuhaafadzah ‘alaa al-muqaddimis shaalih wal akhdzu ‘alaa jadiidil ashlah. Yakni memelihara tradisi pendahulu yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik.

Menurut Ketua Umum MUI ini, paradigma itu kurang dinamis dalam menghadapi perubahan kekinian sehingga perlu ditambahi. “Saya kira perlu ditambahi dengan al-ashlah ‘alaa maa huwa al-ashlah, tsummal ashlah wal ashlah (memperbaiki yang sudah baik, menjadi lebih baik dan lebih baik lagi),” urainya.

Dengan rumusan paradigma seperti itu, kata Kiai Ma’ruf, memungkinkan NU selalu terus-menerus melakukan perbaikan. “Para pendiri dulu berkata, NU itu organisasi perbaikan. Itu harus dilakukan secara terus-menerus, harus kontinyu,” tandasnya.

Dalam acara itu, hadir pula di antaranya Wakil Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin KH Miftachul Akhyar, Katib Aam KH Yahya Cholil Tsaquf. Dalam forum itu berlangsung dialog. Para Rais Syuriah dan pengasuh pesantren NU se-Jatim meminta penjelasan kepada Kiai Ma’ruf selaku Rais Aam soal sikap NU menghadapi kondisi sosial politik belakangan ini, terutama terkait isu dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. (Abdul Hady JM/Abdullah Alawi)

Facebook Comments

About @beritasantri

Check Also

Ustaz di Bangkalan Sebut Sabu Tak Haram Karena Tak Ada diAlquran,Ajak Santrinya Nyabu

BANGKALAN – Seorang oknum ustaz ditangkap karena diduga mengedarkan sabu . Ustaz tersebut berinisial AM …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *