Namanya adalah Habib Syaikhon bin Musthofa Al-Bahar, akrab disapa Wan Sehan. Namanya sangat masyhur, karena sikap kesehariannya seringkali tidak mudah mengerti masyarakat awam. Tapi di balik itu semua, Wan Sehan adalah sosok wali jadzab yang dihormati banyak ulama’ bahkan dari berbagai penjuru negara muslim. Wan Sehan juga dikenal salah satu sebagai paku bumi Nusantara wilayah Barat pulau Jawa.
Ustadz Jaka Tingkir namanya. Dia menjadi saksi sosok Wan Sehan yang benar-benar jadzab. Saat itu, Wan Sehan mengikuti acara maulid Nabi di Masjid Nurussalam di samping rumah Ustadz Jaka Tingkir. Usai acara Maulid, Ustadz Jaka Tingkir dipanggil oleh Wan Sehan untuk mengambil daun dan menyimpannya di dalam koper. Wan Sehan kemudian memerintahkannya untuk membeli mobil Toyota Fortuner yang berwarna putih pakai daun dalam koper tersebut.
Tentu saja Ustadz Jaka Tingkir heran dan bertanya dalam hati, “Kok ini mau beli mobil baru pakai daun ya?”
Akhirnya Ustadz Jaka Tingkir membawa koper berisi daun tersebut dan membawanya ke dealer mobil untuk membeli mobil yang dipesan Wan Sehan. Sesampainya di dealer mobil, hati Ustadz Jaka Tingkir terasa dagdigdug, antara perasaan takut dan tak percaya bahwa yang dibawanya adalah uang beneran. Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim dengan disertai keluar keringat dingin, Ustadz Jaka Tingkir akhirnya membuka koper tadi yang hanya berisi daun.
Sungguh kaget tak percaya. Semua daun tersebut berubah menjadi uang. Masih antara yakin dan ragu, Ustadz Jaka Tingkir terus melihat dengan secermat mungkin, apa benar itu uang. Setelah berkali-kali melihatnya, ia baru yakin bahwa yang dibawa itu memang uang beneran.
Akhirnya Ustadz Jaka Tingkir langsung membawa mobil Toyota Fortuner putih itu di depan mata Wan Sehan.
Sesampainya di rumah, ternyata Wan Sehan sudah menunggu dengan tangan yang memegang pilox. Bukannya mau test drive, mobil baru atas nama Wan Sehan tersebut malah dicoret-coret sendiri dengan menggunakan pilox berwarna warni.
Ustadz Jaka Tingkir kembali terheran-heran dengan perilaku jadzab Wan Sehan. Dengan kejadian tersebut, ia bisa mengambil hikmah dari perilaku Wan Sehan yang ganjil tersebut.
Banyak hikmah dari kisah ini. Wan Sehan mengajari kita semua untuk melihat dunia dengan biasa-biasa saja. Jangan sampai kita dibuat terlena dengan perhiasan duniawi, karena hanya akan menjerumuskan manusia. Pandanglah dunia dengan wajar saja dan kita gunakan perhiasan dunia untuk bekal kita menuju akhirat nanti.
(Mukhlisin)